General Profile

Name :
Ha Junseo (하준서)
Birth Place :
Daejeon, Korea Selatan
Birthdate :
01 Agustus 2006
Height/Weight :
177 cm / 57 kg
Blood Type :
A

Personality

Tidak seperti kebanyakan extrovert yang punyai warnanya sendiri dalam hal bersosialisasi, Junseo cenderung mengikuti energi yang dipancarkan lawan bicaranya. Ia akan jadi diam bila lawan bicaranya lebih banyak diam, tapi ia akan banyak bicara bila lawan bicaranya juga aktif. Jahil adalah nama tengahnya, bahagianya ia peroleh dari erang kesal korban kejahilannya. Junseo adalah anak yang periang, ia juga tak pernah sungkan untuk selalu tebarkan senyum pada siapapun sekalipun hanya sekedar bertukar pandang dengannya. Tingkah random-nya juga tak jarang membuat orang disekitarnya hanya mampu gelengkan kepala.

TRIVIA

Punya satu kakak laki-laki bernama Ha Junhyung. Warna kesukaannya adalah warna putih. Pecinta makanan pedas dan ayam goreng. Paling benci olahraga lari/jogging, ia lebih baik berenang atau bermain tennis atau jenis olahraga lainnya asalkan bukan lari. Mudah kesal bila berhadapan dengan orang yang lemot. Minatnya dalam dunia seni peran ia temukan saat menonton drama dan film yang dibintangi Ibunya di masa lalu, menonton film juga jadi salah satu hobi Junseo.

Background
Story

Lahir dari pebisnis sukses seantero Daejeon, Ha Jun-seo menjadi satu-satunya anak yang mampu mendobrak kekangan sang Ayah, Ha Min-hyun, yang menuntutnya untuk mengikuti jejaknya. Meski sejak kecil sudah terus ditanamkan berbagai hal mengenai dunia bisnis, darah seni yang diturunkan sang Ibu, Jeon Na-ra, nampaknya lebih deras mengalir hingga tak satupun 'kriteria' penerus bisnis yang ditentukan Ayahnya mampu ia penuhi.Berbeda dengan kakak laki-lakinya, Ha Jun-hyung, yang sejak kecil mampu menerima ilmu bisnis dengan baik, Jun-seo lebih seperti anak yang memiliki 'jiwa bebas' dengan sedikit bumbu pemberontak dan sifat keras kepala. Pertengkaran pun kerap terjadi hingga 'puncak' pertengkaran hebat saat Jun-seo menginjak kelas dua SMP, saat ditanya tentang rencana studi menengah atas.Jun-seo masih tetap dengan pendiriannya, berencana untuk mendaftar pada sekolah seni. Ambisinya untuk menekuni dunia seni hampir membuatnya lupa bahwa ada sang Ibu yang perlu ia jaga dari sifat abusif Ayahnya bila ia tak mau menuruti apa yang diperintahkan. Hingga amarah sang Ayah yang meledak-ledak membawa petaka pada Ibunya yang tak sengaja terpukul tongkat golf saat wanita paruh baya itu berusaha melindungi Jun-seo, putra bungsu kesayangannya.Meski kejadian tersebut tidak sampai membuat Ibunya meregang nyawa, tapi kejadian itulah yang akhirnya membuat Min-hyun akhirnya memberikan izin pada Jun-seo untuk lepas dari tuntutannya. Walau begitu, Jun-seo tetap dibebankan satu syarat yang cukup berat atas izin yang diberikan. Jun-seo harus selalu mampu dapatkan nilai sempurna di sekolahnya sebab Min-hyun tak akan menjamin karirnya setelah Jun-seo menyelesaikan masa studi menengah atasnya.Kemampuannya yang tak seberapa membuat hal tersebut jadi tantangan berat bagi Jun-seo. Tapi, bukanlah Jun-seo kalau ambisinya tak berkobar untuk gapai apa yang ia inginkan di hidupnya.